Following Me are:

Jumat, Oktober 29, 2010

Konsep Diri

DWI PUTRI RAHMAWATI

0806319860

SELF CONCEPT

Saya lahir dari keluarga yang sederhana. Anak terakhir dari dua bersaudara. Tinggi badan saya tidak terlalu tinggi, hanya 160 cm. Sedangkan berat badan saya, dibilang berat iya, dibilang kurus juga tidak, yaitu 53 kg. Seringkali saya merasa tidak percaya diri dengan bentuk tubuh saya yang kurang membentuk body. Banyak orang bilang bahwa badan saya ‘gendut’. Namun, entah mengapa saya selalu menanamkan pikirian di otak saya bahwa ‘tubuh aku sexy’. Saya merasa memiliki tubuh yang sexy, tinggi badan semampai dan memiliki berat badan yang ideal. Sehingga, rasa percaya diri itu hilang seketika saat berpikiran positif tentang diri saya.

Merasa minder pula dengan warna kulit saya yang tidak putih dan wajah berjerawat. Apalagi saya selalu berada di kalangan teman-teman yang sejurusan, memiliki wajah yang cantik, putih, cerah, tidak ada jerawat, mulus, dan pokoknya perfect abis! Di dalam benak saya, pasti mereka melakukan perawatan yang mahal ke dokter kecantikan. Mereka rela merogoh kocek uang yang tentu saja tidak murah jika terdapat noda sedikit di wajahnya. Sedangkan saya, harus berpikir panjang untuk melakukan hal tersebut. Untuk makan saja susah apalagi untuk perawatan yang harganya berjuta-juta.

Sifat jelek saya yang paling sering muncul setiap waktu adalah perubahan moody. Pernah saya alami, bepergian bersama teman-teman ke sebuah tempat yang menyenangkan cocok untuk refreshing. Selama perjalanan, saya enjoy bercanda tawa ria dengan mereka di kereta. Ditengah pembicaraan, saya merasa tidak tahu apa yang sedang dibicarakan, sehingga saya berubah mood dan banyak diam.

Setiap saya berpakaian, selalu saja teman-teman berkomentar mengenai gaya berpakaian saya. Komentar tersebut ada yang membuat sanjungan dan ada pula yang tidak suka dengan gaya penampilan saya. Selalu saya meminta pendapat orang lain untuk menilai penampilan saya. ‘bagus gak aku pakai ini?’ ‘cocok gak?’ ‘aku lebih cocok pakai yang ini atau yang itu?’ Semuanya bergantung pada pendapat orang lain. Namun jika orang lain menyarankan sesuatu, saya tidak langsung menerima saran itu tetapi saya timbang-timbang dahulu, apakah saran itu benar-benar cocok untuk saya, apakah saran itu dapat dipakai untuk kedepannya. Dari sekian banyak pendapat saya melakukan seleksi, manakah yang lebih cocok untuk saya.

Tidak selamanya saya mengikuti pendapat orang lain. Apabila saya suka dengan sesuatu, pasti saya ambil. Saya menganggap bahwa pendapat saya untuk saya itu benar dan cocok untuk saya. Tidak menghiraukan pendapat orang lain sedikit pun. Bebas berekspresi. Namun, itu semua memunculkan persepsi orang lain yang tidak suka terhadap penampilan saya. Norak lah, berdandan ala tante-tante lah, dan sebagainya. Tetapi bagi saya, itu tidak norak, apa yang saya pakai biasa saja. Hanya saja pandangan orang yang berlebihan dan mungkin tidak pernah melihat wanita berpakaian seperti itu.

Saya sering bercermin, melakukan ekspresi wajah, bagaimana sih wajah saya saat menangis, tertawa, sedih, merenung, bergaya di depan kamera, berbicara, heran, dan sebagainya. Sehingga saya tahu dimana ekspresi jelek dan manisnya wajah saya. Melakukan hal itu sangatlah asyik. Terkadang saya berbicara di depan cermin dan bercerita tentang keluh kesah saya, kangen pada orang tua, kesal dengan pacar, dan sebagainya. Sampai-sampai saya terlarut dalam isak tangis. Hati saya menjadi lega dan puas dengan melimpahkannya pada cermin.

Yang mempengaruhi konsep diri saya adalah persepsi orang lain terhadap diri saya sendiri. Rambut saya sering teruarai. Saya merasa tidak cocok jika rambut saya di cepol. Sampai suatu ketika, teman saya menganjurkan saya untuk mencepol rambut saya seperti rambut temannya yang terlihat elegan jika rambutnya di cepol. Ia sangat bosan melihat rambut saya tergerai terus. Kemudian, saya mengikuti sarannya. Alhasil, ternyata saya cocok di cepol dan terlihat elegan. Secara tidak langsung saya terpengaruh dengan perkataan teman saya. Saya tersugesti olehnya. Sampai sekarangpun, saya lebih suka memainkan rambut dengan berbagai gaya.

Konsep diri saya cenderung berubah karena terpengaruh oleh lingkungan sekitar, situasi, media, orang lain, dan waktu. Saya tergolong orang yang tidak konsisten dalam menentukan sesuatu hal. Saya lebih terpengaruh dengan hal-hal yang lebih baik namun terkadang itu menjerumuskan saya. Seperti, dari kecil hingga SMA saya dididik untuk mematuhi peraturan yang ada. Selama itu saya berusaha untuk berprestasi terus dan tidak mencari masalah dalam sekolah. Saya termasuk anak yang suka tampil didepan umum saat SMA. Hampir tidak pernah melanggar peraturan sekolah. Orang tua dipanggil ke sekolah bukan karena saya mendapat hukuman, tetapi saya berprestasi. Namun beda halnya dengan sekarang. Dulu saya bergaul dengan teman-teman yang punya semangat belajar dan tidak urak-urakan. Sekarang, saya berteman dengan orang yang bandel dari dulunya, dan saya terpengaruh olehnya. Sering cabut kuliah dan terlambat mengumpulkan tugas. Saya akui saya sadar melakukan itu semua. Saya merasakan beda sekali. Lebih sering merasakan was-was karena sering cabut kuliah dan telat mengumpulkan tugas. Ingin rasanya menghilangkan kebiasaan jelek itu dan kembali seperti dulu. Tetapi susah bagi saya untuk mengubahnya karena saya mudah dipengaruhi orang lain dan selalu merasa kasihan terhadap orang padahal itu merugikan diri saya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar